Cerita Sore Bareng Dokter Jaga Covid 19

Cerita sore biasanya di isi dengan obrolan rumpian antar tetangga sambil suapin makan anak, eits itu dulu ya sebelum wabah covid 19. 

Sejak covid melanda Indonesia semua berubah termasuk cerita sore. 

Selesai adzan berkumandang, Mpo mandi pakai sabun wangi lalu mengerjakan sholat asar. 

memakai bedak tipis dan lipstik biar kelihatan cakep walaupun di rumah aja. 

Hem bingung mau ngapain akhirnya buka Instagram. di akunt Instagram Fery Farhati sedang melakukan siaran live instagram bersama dokter jaga covid 19 di RSKD Duren Sawit  

Oh ya teman-teman online yang belum mengetahui siapa itu Fery Farhati? Ia adalah istri Gubenur DKI, Anies Baswedan. Dengan tema Bincang cerita sore bersama dokter Windy seorang dokter jaga Covid 19 di RSKD Duren sawit. 

Ternyata dibalik bajunya petugas medis ada sebuah cerita bahwa tidak mudah memakai masker N95 yang sangat tertutup dapat sehingga mengakibatkan hidung jadi kemerahan dan kesulitan membaca data pasien ketika memakai masker google dalam jangka waktu lama.
 


Melepaskan seorang anak bagaikan pergi ke negri yang sedang dilanda perang. 

Hati seorang ibu sangatlah perasa dan peka terhadap seorang anak. apalagi ketika sang anak harus berjuang membantu pasien covid 19 untuk sembuh dari penyakitnya.

Orangtua dokter Windy menangis ketika mengantarkan sang anak ke hotel,tempat ia dan rekan team medis tinggal. Rasa khawatir terhadap anaknya terus menghantui perasaan orangtua yang mana sang anak berjuang untuk menyembuhkan pasien. 

Sembilan kali dalam sehari, Mama dari dokter Windy selalu video call sang anak untuk mengetahui kabar sang anak.   


Berkah untuk Team Medis Covid 19. 


Membantu dengan ikhlas dan berjuang demi membantu kesembuhan pasien membuka pintu keberkahan bagi team medis yang bertugas. 

Di hotel tempat mereka tinggal tidak pernah kehabisan bahan pangan. Ada saja bahan-bahan yang di kirimkan dari berbagai instalasi dan masyarakat. "Mulai dari Madu sampai bawang putih juga di berikan" Ujar nya.  

Perhatian pemprov DKI yang memfasilitasi team medis sangat membantu team medis menjaga stamina dengan menyediakan hotel lengkap dengan fasilitas olahraga dan bis antar jemput dari hotel ke rumah sakit. 

Selain itu pula dokter Windy juga membocorkan rahasia bahwa dirinya bersama rekan team medis suka berolahraga di hotel jikalau ia sedang tidak sedang bertugas.


Pesan dokter Windy untuk warga Jakarta. 


di akhir sesi terakhir Fery Farhati menanyakan adakah pesan untuk warga Jakarta
Dengan sigap dr. Windy mengatakan " tetap ikutin anjuran pemerintah berupa Work from Home, rajin cuci tangan, physical discating, perhatikan etika batuk". 

Lalu apa cerita mu sore ini, boleh dong cerita di kolom komentar atau mau membalas pantun Mpo. 

Ke ciamis, naik delman. 
Jangan pesimis, pasien Covid 19 bisa di sembuhkan.

51 comments

  1. Ikut sedih mengingat jasa petugas medis ini besar

    Salah satu perawat yg jasadnya ditolak di ungaran itu masih famili sama sepupu saya

    Ngikutin beritanya jd ikut sedih

    Semoga yg sakit segera sembuh, semoga yg sehat tetap sehat, semoga badai segera berlalu

    Sekiranya maut menghamipiri, semoga kita mati dlm keadaan layak utk menghadap-Nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah bercerita testing sepupunya. Doa mpo untuk nya

      Delete
  2. Semoga para tim medis yang berada di grda depan selalu diberikan kesehatan dan keselamatan yaa, semoga para warga juga nurut buat dirumah aja, kemaren ke swalayan sedih banget karena dijalan lumayan rame :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiin tetap semangat bagi tim medis.

      Terima kasih atas dukungan nya

      Delete
  3. Cerita sore saya di wilayah zona hijau, tetap tidak banyak berubah seperti hati biasa. Hanya kami yg berusaha mencoba menjaga jarak dengan odp khususnya tetangga yang baru mudik dari zona merah.

    Anak saya seperti biasa main di sawah kering depan rumah bersama teman lainnya. Kehidupan kami di kampung yang seolah tidak mengetahui bagaimana tim medis seolah sedang berperang dalam menjalankan tugas serta kewajibannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdullilah teteh berada di zona hijau. Salam hangat buat keluarga di rumah.

      Delete
    2. Alhamdulillah iya Mpo. Semoga wilayah lain yg zona kuning merah dan apalagi hitam, segera kembali ke zona hijau ya. Setuju kata dokter Windi, ikuti protokol kesehatan. Saya bilang malah wajib itu kalau mau terhindar dari covid-19

      Delete
  4. Ke ciamis, naik delman.
    Jangan pesimis, pasien Covid 19 bisa di sembuhkan.
    Semua pasti ke handle
    Asal jangan bandel, nurut sama pemerintah

    hahahaa nyambungin pantun ajalah aku mah :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih mba Winda sudah nyambung pantun dengan mpo. Mpo senang loh ada yang balas pantun.

      Delete
  5. Ya Allah, semoga tenaga medis terlindung dari penyakit berbahaya. Salut dengan perjuangan mereka harus terpisah dari keluarga. Ga kebayang kalau punya anak trus harus pisah belum tahu sampai kapan ini pandemi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mari kita berada Mama SID agar badai ini cepat berlalu.

      Delete
  6. Aku juga sering sedih kalau teringat perjuangan mereka yang ada di garda terdepan penanganan covid19 apalagi dengan perlengkapan seadanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo deh kita dukung mereka dengan diam di rumah aja. Terima kasih Rizka sudah hadir di sini

      Delete
  7. Hari ini ku tetap stay dirumah, meskipun biasanya tuh aku keluar kekantoe dlu untuk ceklok. Aku berharap semoga pandemi ini cepat berlalu banyak hal yang tertunda nih kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiin doa kita bersama mumpung
      bulan ramadhan doa kita dikabulkan agar covid 19 musnah.

      Delete
  8. salut sekali dengan para tim medis yang sedang berjuang merawat pasien Covid-19, semoga wabah ini bisa segera berakhir dan mereka bisa kembali ke keluarga :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiin Mari mba Ria kita berdoa di bulan ramadhan agar covid 19 cepat berlalu

      Delete
  9. Ah pastinya kalau aku jadi ortu dokter Windy bakalan nangis terus Mpo hahaha rasanya gmn gitu harus berpisah sama anak yg akan berjuang tp semuanya kudu ikhlas sih yah..mantap cerita sorenya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebagai orangtua mendukung langkah untuk sang anak.

      Terima kasih sudah memberikan komentar dan dukungan terhadap dokter Windi

      Delete
  10. Aamiin... ya Allah sedih terharu baca ceritanya mpo. Hiks.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tetap di rumah ya mba izza. Oh ya Salam buat keluarga dan terima kasih sudah hadir di web blog Mpo

      Delete
  11. Akutuh terharu banget kalo baca cerita tentang dokter2 yg berjuang untuk covid.. karena gimana ya, pengorbanan mereka banyak bgt :")

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dokter is my hero.

      Terima kasih bunda Biya sudah absen di web blog Mpo

      Delete
  12. Wah aku ketinggalan nih mpok gak ngikutin live-nya. Emang sekarang lagi masa susah buat semuanya ya mbak. Termasuk para nakes pun juga berat sekali kerjaannya. Makanya kita ringankan kerjaannya dengan berada di rumah aja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gampang banget khan kalau mau membantu.

      Cuma diam di rumah aja.

      Terima kasih mba April telah bersilahturahmi ke sini

      Delete
  13. kita memang harus patuuuh dengan anjuran pemerintah ya mbaaa...jadi kita bisa saling membantu ya mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener mba, kita saling bergotong royong agar covid 19 musnah

      Delete
  14. Sangat inspiratif. Yuk dukung perjuangan para nakes dan relawan. Tuliasan yang mencerahkan dan sedikit menggetarkan hati.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah memberikan dukungan terhadap Tim medis

      Delete
  15. Cerita yang sangat mengharukan ya mbak..
    Sehat sehat terus buat pejuang covid, smg pandemi segera berlalu

    ReplyDelete
  16. stay healthy and keep strong ya mpok,,semoga aman-aman aja di rumah dan klo pun ttp keluar rumah hrs jaga jarak n use masker ya

    ReplyDelete
  17. Semoga Allah mudahkan segala urusannya ya Mpok, dan pahala ilmunya mengalir sampai nanti. Suka ga tega saya kalau dengar cerita tim medis.

    ReplyDelete
  18. Tenaga medis emnag garda terdepan. Beresiko sekali. Kebayang sedih, takut, was2, jika anak atau ortu kita sbg tenaga medis. Semoga sehat selalu buat tenaga medis kita 🙏

    ReplyDelete
  19. Saya dukung team medis dgn jaga protokoler kesehatan 🙏

    ReplyDelete
  20. Salam hormat bagi Tim medis yang sudah berjuang di mana pun berada. Di masa pandemi sekarang kehadiran mereka sangat penting. Moga Dia memberikan kesehatan bagi para nakes yang sedang bertugas

    ReplyDelete
  21. Deg2an pasti ya, menjadi garda terdepan dalam menanggulangi covid-19 ini.

    ReplyDelete
  22. kami dirumah juga selalu menjaga protokol kesehatan mba. emng covid19 mengajarkan kita banyak hal. terutama ttg pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan keluarga tercinta

    ReplyDelete
  23. Kalau baca atau mendengar kisah tentajg dokter di musim corona ini, rasanya trenyuh. Aku juga punya beberapa kawan dokter yang harus berpisah dengan keluarga, sekaligus berjuang menjaga diri dari virus. Semoga terus dikuatkan dan corona segera menghilang dr bumi Indonesia

    ReplyDelete
  24. Ceritaku sore ini... menggoreng risol, insta walking, trus nulis blog lagi :D :D:D

    ReplyDelete
  25. Di daerahku masih zona merah, tapi kebanyakan orang santuy gak pake masker sudah mulai nongkrong2.
    Sedih bgt, disisi lain ada pasien dan tenaga medis yg tengah berjuang melawan covid 19.
    Semoga pandemi segera berakhir ya mba aamiin..

    ReplyDelete
  26. Ceritaku sore tadi, barusan download aplikasi perekam layar. Gunanya jelas lebih lah daripada screenshot. Kl screenshot kan sebatas foto ya, nah kalo perekam layar bentuknya video.

    ReplyDelete
  27. Ya Allah ternyata memang petugas medis harus tinggal berpisah ya dengan keluarga dan enggak tau sampai kapan. Semoga Allah membalas kebaikan mereka kelak dengan sesuatu yang luar biasa, aamiin

    ReplyDelete
  28. Sedih banget lihat sebagian orang malah memfitnah dan mencaci maki tenaga medis :(
    Kita sendiri tetap dukung tenaga medis dong, yang sejatinya adalah untuk kepentingan dan keselamatan kita juga.

    ReplyDelete
  29. Mereka masih berjuang. Kita pun sama. Setidaknya sampai Desember 2020 ini. Saya masih konsisten insya Allah mengikuti anjuran pemerintah, meski mall di Surabaya udah pada buka, kendaraan udah lalu lalang. Yg penting kesehatan keluarga yg utama. Terima kasih sharingnya.

    ReplyDelete
  30. HIks, kalau aku jadi orangtua atau keluarga para dokter dan perawat yang sedang berjuang di garda depan melawan covid 19 ini juga bakal nangis mbak. karena ini juga termasuk perang.

    ReplyDelete
  31. Di daerah ku jalan mulai ramai Mbak, restoran dan moll pun mulai dipadati orang. Miris banget. Suamiku juga kerja di RS, kebetulan juga RS dimana menjadi fokus penanganan Covid. Jadi ya... semoga kita selalu dilindungi Allah SWT, Amin.

    Sore ini mau ajakin anak jalan-jalan keliling kompleks sih, karena dia pengen banget lari-lari di lapangan. Kasian juga terkurung di rumah. Yang pasti tetap pakai masker dan cuma lari dilapangan tanpa bergaul dengan bocah lainnya hahaha

    ReplyDelete
  32. sedih juga ya kalau lihat perjuangan mereka. keluarga nakes melepas mereka pasti penuh rasa was was....
    Semoga mereka diberi kekuatan dan kesabaran.

    ReplyDelete
  33. Kalau kita mengikuti aturan protokol kesehatan, insya allah ya keadaan bisa kembali kondusif ya mpok

    ReplyDelete
  34. Aku suka sedih sendiri membayangkan anadaikan salah satu keluarga ku ada di barisan garda terdepan itu. Was2 dan khawatir pastilah.tapi mereka berjuang untuk kebaikan Bersama. Semoga para pahlawan garda terdepan ini tetap semangat dan selalu diberikan kesehatan dan keselamatan aamiin

    ReplyDelete
  35. Salut dan angkat topi untuk semua tenaga medis yang ikhlas berjuang dan merawat pasien covid-19.

    Iya katanya gitu, masker n95 itu rapat dan kencang sekali. Demi melindungi kesehatan mereka tetap pakai.

    ReplyDelete
  36. Ceritaku kemarin adalah habis menolak ajakan teman-teman grup arisan buat ketemuan, hihihi ... Selain karena harus bekerja dari rumah, aku masih menghindari kumpul-kumpul gitu, Mpok. Gimana ya, akunya malah heran kok ya mereka malah pada ngajakin kumpul. Padahal hanya kumpul grup arisan aja. Sudahlah, aku memilih punya keputusan berbeda aja untuk saat ini.

    ReplyDelete