di Tangan seorang Perempuan terdapat Kunci Keberhasilan Literasi.

Perempuan dan literasi bagaikan dua sahabat yang saling membutuhkan. 

Alhamdullilah di zaman sekarang akses mendapatkan literasi sangatlah mudah di dapatkan. 

Perpustakaan dibangun dengan modern dan kecanggihan perangkat teknologi membuat kenyamanan pengunjung saat membaca literasi. Apalagi di lengkapi pula koleksi buku bacaan terbaru yang membuat makin kita betah di perpustakaan. 

Mpo suka pergi ke Perpustakan Nasional. Mpo datang sebelum jam kunjungan tiba, hal ini di karenakan Mpo sangat Antusias untuk membaca literasi sehingga Mpo suka nongkrong dulu di lobby Perpustakan Nasional.
Literasi dan perempuan bisa menjadi desa yang maju
 

Ruangan ber AC, Wi-Fi dan kemudahan mencari bahan bacaan lewat digital, hal ini memudahkan kita untuk membaca literasi. di saat itulah, waktu terasa berhenti berjalan sampai akhirnya terdengar suara peringatan berakhirnya jam kunjungan. 

Sebagai warga DKI, hadirnya Perpustakan Nasional sangatlah membantu kita mendapatkan literasi. 

Datang ke Perpustakan Nasional bagaikan menemukan air di tengah padang pasir, kita tengah mengalami kehausan akan pengetahuan,terobati saat membaca literasi di perpustakaan. 

di kota besar sudah di bangun perpustakaan yang yang modern, megah dan berbasis digitalisasi, lalu bagaimana dengan perpustakan di daerah? 

Alhamdullilah saudara saudara kita di daerah juga bisa merasakan kebahagian yang sama.

Saat acara Rapat Kordinasi Nasional Bidang Perpustakan yang berlokasi di Hotel Bidakara (14/04) di buka oleh Menteri Dalam Negri, Tjahjo Kumolo, di dalam kata sambutannya, menyatakan "secara inklusif adalah hak masyarakat untuk mendapatkan layanan perpustakaan,di manapun mereka berada dan pada kondisi apa pun. Hal itu di jamin oleh negara melalui Undang-undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan". 


Rakornas 2019 membahas agenda penting pustakawan
Tjahjo Kumolo
Rakornas Perpustakaan ini di selenggarakan selama tiga hari mulai dari tanggal 14-16 Maret 2019 yang hadiri oleh pustakawan seluruh Indonesia di 34 provinsi. 

Alhamdulillah Mpo juga bertemu dan sempat berbincang-bincang dengan salah satu pengurus perpustakan di Kabupaten Seluma, Bengkulu.
Perpustakaan di kabupaten Seluma, Bengkulu
Mpo, Taty Suherman, Rosdiana
(Dari kiri ke kanan)
Perempuan cantik ini bernama Rosdiana mengungkapkan "di provinsi Bengkulu sudah ada perpustakan di tingkat provinsi dan di tingkat kabupaten . Masyarakat sangat antusias bisa mengakses perpustakan secara gratis di 10 wilayah kabupaten Bengkulu. 

Membuat warga kabupaten Seluma agar kembali gemar membaca literasi, bukanlah hal yang mudah, para pengurus perpustakaan mengunakan berbagai macam strategi untuk menarik minat masyarakat agar gemar membaca seperti melakukan pemasang ac, Wi-fi, menata buku dan membuang buku yang tidak layak baca. 

Walaupun ditengah kesulitan terbatasnya ruangan pelayanan masih yang masih berada dalam satu area antara ruangan kantor pengurus dan ruang pelayanan publik.

Perbaikan pelayanan perpustakaan terus ditingkatkan di kabupaten Seluma sehingga bisa membuahkan hasil dan menarik masyarakat, khususnya anak-anak sekolahan mulai menggemari menggunakan fasilitas perpustakaan. 

"Dalam waktu dekat ini di perpustakaan kabupaten Seluma akan menyelenggarakan lomba cerita rakyat" ujar Rosdiana dengan penuh semangat. 


Manfaat Perempuan Melek Literasi. 

Patut di banggakan bahwa Indonesia berada di posisi ke dua yang memiliki instruktur perpustakaan terbanyak.
Jumlah perpustakan 2019
Makin banyak perpustakaan
Makin sering membaca
Dengan banyaknya perpustakaan nasional maka akan banyak orang yang gemar membaca dan terpenuhinya target literasi yaitu sekolah, keluarga dan masyarakat. 
Dari sisi latar belakang ekonomi, literasi juga menargetkan perempuan dan daerah miskin untuk menjadi daerah yang melek literasi. 

Perempuan sebagai pendamping suami maka di tuntut bisa menularkan kebiasaan gemar membaca literasi sehingga sang anak juga mengikuti jejak gemar membaca. 

Literasi semakin tinggi maka tingkat kemiskinan semakin tinggi, hal ini di karenakan kita tidak mau hidup dalam belenggu kemiskinan terus menerus, sehingga kita berusaha mencari jalan keluar dari lubang kemiskinan dengan banyak membaca literasi seperti buku masakan, buku ketrampilan, buku menjahit, buku tata rias dll. 

Salah satu daerah yang berhasil merasakan manfaat literasi yang dibaca oleh kaum perempuan terdapat di Lubuklinggau. 

Di acara Rakornas terdapat berbagai macam stand yang menjual aneka kerajinan tangan dan buah tangan. 

Di salah satu stand, Mpo sempat berbincang-bincang dengan PIC PKK Lubuklinggau, Novi .
Karena literasi dan perempuan bisa merubah ekonomi keluarga jadi meningkat
Novi
Perempuan yang tinggal di Lubuklinggau hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang hanya mengandalkan penghasilan suami yang berprofesi sebagai tukang ojek. 
Akibat penghasilan yang minim membuat warga di kampung tersebut banyak melakukan kejahatan sehingga tingkat angka kriminalitas meningkat. 

Faktor ekonomi warga membuat PT. Coca Cola Foundation tergerak hatinya untuk memberikan bantuan komputer dan mengembangkan budidaya markisa. 

Dengan tekad yang kuat untuk merubah nasib maka perempuan di Lubuklinggau terus berupaya mencari informasi seputar penanaman budidaya markisa, cara mengelola markisa menjadi sebuah produk dan cara memasaran produk. 

Tidak hanya puas dengan memproduksi produk olahan markisa, perempuan di Lubuklinggau juga memanfaatkan perkarangan rumah sebagai sumber pendapatan lain, berupa menanam aneka sayuran di pekarangan rumah. 

Perempuan di Lubuklinggau ini mendapatkan literasi lewat perpustakaan kelurahan dan perpustakaan kabupaten. 

Berkat keberhasilan perempuan di kelurahan Karya Bakti, kecamatan Lubuklinggau II dijadikan desa kampung cerdas. 

Di akhir cerita ini,Mpo mau berbagi pantun  Perpustakaan digitalisasi, menjadi pusat kegiatan masyarakat. 
Mari sering baca literasi, agar ekonomi semakin meningkat.

No comments